Jumat, 13 Januari 2012

Tahapan Pra Pembelajaran, Tindak Lanjut dan Penyajian Pembelajaran

A.     Latar Belakang
Sekolah adalah untuk anak didik. Tugas utama pendidik (guru) adalah mengusahakan agar setiap anak didik dapat belajar dengan efektif; baik secara individual ataupun secara kelompok. Artinya, mereka patut merasa betah atau merasa senang belajar di sekolah dan mereka dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Karena itu diperlukanlah peran guru dalam mengelola kelas dengan baik agar dapat menunjang terciptanya proses belajar yang menyenangkan dan pencapaian prestasi belajar yang tinggi itu.
Proses pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas dan interaksi antara siswa dan guru yang dikendalikan melalui perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran perlu dilakukan secara sistematis berdasarkan prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan. Oleh karena itu, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pembelajar adalah mampu memahami dan melaksanakan prosedur pembelajaran dalam pembelajaran kelompok, individual maupun klasikal. Untuk menerapkan kemampuan tersebut sebaiknya pembelajar harus mengetahu tentang konsep dan prinsip belaja, berbagai jenis strategi atau tahapan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan KBK.
Pada makalah ini, kelompok kami akan membahas mengenai tahapan pembelajaran. Secara umum tahapan pembelajaran menjadi tiga tahapan sebagai berikut tahapan kegiatan prapembelajaran atau kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan akhir pembelajaran. Setiap tahapan tersebut ditempuh secara sistematis, efektif dan efisien.
  1. B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka permasalahan yang timbul adalah:
  1. Apakah yang dimaksud dengan proses pembelajaran?
  2. Bagaimanakah proses pembelajaran yang harus dilakukan di kelas?
  3. Bagaimanakah bentuk tahapan pembelajaran menurut para ahli?
  4. Mengapa dibutuhkan pengetahuan tentang proses pembelajaran?
  1. C.      Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
  1. Mengetahui pengertian dari proses pembelajaran.
  2. Mengetahui tahapan dalam proses pembelajaran.
  3. Mengetahui manfaat dari penerapan proses pembelajaran.
PEMBAHASAN
  1. A.  Pengertian proses pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan salah satu tahapan penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu, proses pembelajaran perlu ditempuh melalui prosedur yang sistematis dan sistemik. Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001).
Pelaksanaan proses belajar mengajar adalah proses berlangsungnya belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran (Winarno Surachmad, 1983: 257). Sedangkan menurut Roy. R Lefrancois seperti dikutip oleh Dimayati Mahmud (1989: 23), pelaksanaan pengajaran adalah pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk mecapai tujuan pengajaran.
Di dalam proses pembelajaran dibutuhkan strategi-strategi yang baik dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995). Dilain pihak Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
  1. B.      Tahapan pembelajaran
Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, dalam prosesnya pengelolaan tersebut harus diarahkan hingga menjadi suatu proses bermakna dan kondusif dalam pembentukan kemampuan siswa. Oleh karena itu, kegiatan belajar selain dikembangkan secara sistematis, efektif dan efisien juga perlu variasi kegiatan sebagai alternatif untuk menumbuh kembangkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar.
         B.1. Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran sering pula disebut dengan pra-instruksional. Fungsi kegiatan tersebut utamanya adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Untuk memahami tentang kegiatan dan prosedur dalam kegiatan awal pembelajaran, di bawah ini akan diuraikan tentang kegiatan tersebut.
  1. 1.      Menciptakan Kondisi Awal Pembelajaran
         Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Kondisi belajar tersebut harus dimulai dari tahap pendahuluan atau awal pembelajaran. Upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang baik di antaranya:
  • Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik
Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku bahkan takut. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran sehingga siswa akan mampu melakukan aktivitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat  menghambat kreativitas siswa.
  • Mengabsen Siswa
Guru mengecek kehadiran siswa. Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa dapat dilakukan dengan cara siswa yang hadir disuruh menyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan mengapa yang bersangkutan tidak hadir? dan seterusnya.
  • Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa
Kesiapan (readinees) belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan semangat dalam belajar siswa, khususnya dalam awal pembelajaran, alternatif yang perlu dilakukan guru di antaranya:
  1. membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar;
  2. menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar;
  3. menujukan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar;
  4. mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal pembelajaran;
  5. menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan menarik perhatian siswa;
  6. menentukan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.
  • Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis
Pada hakikatnya suasana belajar yang demokratis dapat dikondisikan melalui pendekatan proses belajar CBSA (Cara Belajar Siswa aktif). Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide- ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performace). Suasana belajar yang demokratis harus dikondisikan sejak awal pembelajaran, guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas.
  1. 2.      Melaksanakan Kegiatan Apersepsi dan atau Melaksanakan Tes Awal.
Penilaian awal atau pre tes tujuannya adalah untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Kemampuan awal tersebut sebagai dasar untuk kelanjutan bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam kegiatan apersepsi di antaranya:
  • Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya.
  • Memberikan komentar terhadap jawaban siswa serta mengulas materi pelajaran yang akan dibahas.
  • Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
B.2. Kegiatan inti dalam Pembelajaran
Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam membentuk kemampuan siswa yang telah ditetapkan. Proses kegiatan inti dalam pembelajaran akan menggambarkan tentang penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakekatnya kegiatan inti pembelajaran merupakan implementasi strategi dan pendekatan belajar.
Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Langkah kegiatan inti yang perlu dilakukan dalam pembelajaran secara sistematis sebagai berikut:
  1. 1.   Memberitahukan tujuan atau garis besar materi dan kemampuan yang akan dipelajari.
Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran, adalah memberitahukan tujuan atau garis besar materi dan kemampuan apa yang akan dipelajari siswa. Sehingga siswa menyadari dan mengetahui apa yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan tersebut.
  1. 2.   Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa.
Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan pada siswa tentang kegiatan belajar yang bagaimana yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari topik-topik maupun kemampuan tersebut. Efektivitas dan efisiensi belajar sangat dipengaruhi oleh teknik belajar yang digunakan siswa.
  1. 3.   Membahas materi/menyajikan bahan pelajaran.
Pembahasan atau penyampaian materi pelajaran harus mengutamakan aktivitas siswa, sehingga dalam prosesnya guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Karena melalui kegiatan ini akan terjadi suatu proses perubahan tingkah laku, dari tidak memahami menjadi memahami, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak mampu menjadi mampu dan dari tidak terampil menjadi terampil.
  1. 4.   Menyimpulkan pelajaran.
Menyimpulkan pelajaran dirumuskan oleh siswa di bawah bimbingan guru. Langkah ini dalam prosesnya sebagai teknik untuk penguatan terhadap hasil belajar siswa secara menyeluruh. Kriteria yang harus diperhatikan dalam menyimpulkan pelajaran di antaranya adalah:
a. Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar.
b. Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami oleh siswa.
c. Kesimpulan tidak keluar dari topik yang telah dibahas.
d. Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.
B.3. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar siswa dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar siswa. Secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru di antaranya:
1) Menilai hasil proses belajar mengajar.
2) Memberikan tugas/latihan yang dikerjakan di luar jam pelajaran.
3) Memberikan motivasi dan bimbingan belajar.
4) Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang dapat di lakukan siswa di luar jam pelajaran.
5) Berdasarkan hasil penilaian belajar siswa, kemungkinan siswa harus diberikan program pembelajaran secara perorangan atau kelompok untuk melaksanakan program pengayaan dan atau perbaikan yang dilakukan di luar jam pelajaran.
Kegiatan akhir dan tindak lanjut harus dilakukan secara sistematis dan fleksibel, sehingga dalam prosesnya akan dapat menunjang optimalisasi hasil belajar siswa. Prosedur kegiatan yang perlu ditempuh, setelah melaksanakan kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti dalam pembelajaran, serta setelah menyimpulkan pelajaran, maka langkah selanjutnya yang harus dilaksanakan oleh guru adalah sebagai berikut:
  1. 1.      Melaksanakan penilaian akhir
Penilaian belajar dalam kegiatan akhir pembelajaran (postest), tujuannya adalah untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran tersebut. Dalam prosesnya guru dapat melaksanakan penilaian secara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa. Teknik lain yang dapat digunakan adalah secara tertulis yang dikerjakan oleh siswa di rumah, kecuali kalau waktunya memungkinkan dapat dilaksanakan di sekolah.
  1. 2.      Mengkaji hasil penilaian akhir
Setelah melaksanakan kegiatan penilain guru harus mengkaji apakah hasil belajar tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran?/Apakah tingkat ketercapaian siswa dalam kelas/individu terhadap tujuan pembelajaran sudah mencapai pada batas/tingkatan (persentase) minimal? Apabila penilaian dilaksanakan secara lisan, maka dalam tahapan ini guru perlu memutuskan secara spontan dalam menganalisis/mengidentifikasi hasil belajar tersebut. Kemudian gabungkan dengan hasil penilaian proses, maka guru akan memperoleh gambaran kegiatan tindak lanjut yang bagaimana yang harus diberikan pada siswa.
  1. 3.      Melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran.
Kegiatan tidak lanjut pembelajaran dilaksanakan di luar jam pelajaran, sebab kegiatan akhir alokasi waktunya relatif sedikit. Tindak lanjut pembelajaran esensinya adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Untuk itu, marilah kita mengiingat kembali tentang kegiatan belajar perseorangan yang berkenaan dengan pengayaan (enrichment) dan perbaikan (remidial). Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan di antaranya:
  • Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah.
  • Menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa.
    • Menugaskan pada siswa untuk membaca topik tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
    • Memberikan motivasi atau bimbingan belajar.
  1. 4.      Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang
Dalam kegiatan akhir/tindak lanjut pembelajaran di antaranya guru harus mengemukakan atau memberikan gambaran pada siswa tentang topik bahasan atau kompetensi yang akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang. Cara ini perlu dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran. Dengan harapan siswa tersebut akan mempelajari terlebih dahulu sebelum dibahas/dipelajari di sekolah.
  1. Menutup kegiatan pembelajaran
Setelah guru mengganggap kegiatan akhir selesai dilaksanakan secara optimal dan sesuai dengan waktu yang direncanakan, maka langkah selanjutnya guru harus menutup pelajaran. Apabila jam pelajarannya yang paling akhir, maka harus dibiasakan siswa menutup dengan berdoa.
  1. C.      Tahapan pelaksanaan pembelajaran menurut para ahli.
Menurut Nana Sudjana (1987: 148), pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi pentahapan sebagai berikut:
  1. 1.      Tahap pra Instruksional
Yaitu tahap yang ditempuh pada saat memulai sesuatu proses belajar mengajar, yaitu:
  1. Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir.
Kehadiran siswa dalam pengajaran, dapat dijadikan salah satu tolok ukur kemampuan guru mengajar. Tidak selalu ketidakhadiran siswa, disebab-kan kondisi siswa yang bersangkutan (sakit, malas, bolos, dan lain-lain),tetapi bisa juga terjadi karena pengajaran dan guru tidak menyenangkan,sikapnya tidak disukai oleh siswa, atau karena tindakan guru pada waktumengajar sebelumnya dianggap merugikan siswa (penilaian tidak adil, memberi hukuman yang menyebabkan frustasi, rendah diri dan lain-lain).
  1. Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya.
Dengan demikian guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajarsiswa di rumahnya sendiri, setidak-tidaknya kesiapan siswa menghadapipelajaran hari itu.
  1. Mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai di mana pemahaman materi yang telah diberikan
  2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pelajaran sebelumnya.
  3. Mengulang kembali bahan pelajaran yang telah lalu secara singkat tapi mencakup semua aspek bahan yang telah dibahas sebelumnya.
  1. 2.      Tahap Instruksional
Yaitu tahap pemberian bahan pelajaran yang dapat diidentifikasikan beberapa kegiatan sebagai berikut:
  1. Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
  2. Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya.
  3. Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam pembahasan materi itu dapat ditempuh dua cara yakni: (a) pembahasan dimulai dari gambaran umum materi pengajaran menuju kepada topik secara lebih khusus, (b) dimulai dari topik khusus menuju topik umum.
  4. Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas, untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi yang telah dibahas.
  5. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan.
  6. Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis dipapan tulis untuk dicatat siswa. Kesimpulan dapat pula dibuat guru bersama-sama siswa, bahkan kalau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa.
  1. 3.      Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tujuan tahapan ini ialah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional). Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini antara lain:
  1. Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa murid mengenai semua aspek pokok materi yang telah dibahas pada tahap instruksional.
  2. Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa (kurang dari 70%), maka guru harus mengulang pengajaran.
  3. Untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau PR.
  4. Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberitahukan pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.
Ketiga tahap yang telah dibahas di atas, merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehinggaketiga rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh. Di sinilah letak keterampilan profesional dari seorang guru dalam melaksanakan strategi mengajar. Kemampuan mengajar seperti dilukiskan dalam uraian di atas secara teo-retis mudah dikuasai, namun dalam praktiknya tidak semudah seperti digam-barkan. Hanya dengan latihan dan kebiasaan yang terencana, kemampuan itu dapat diperoleh.
Dick dan Carey (1985) mengatakan bahwa suatu  strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada mahasiswa. Dick and Carrey (1985), mengemukakan bahwa dalam merencanakan dalam satu unit pembelajaran ada tiga tahap, yaitu :
  1. Mengurutkan dan merumpun tujuan ke dalam pembelajaran
  2. Merencanakan prapembelajaran, pengetesan, dan kegiatan tindak lanjut
  3. Menyusun alokasi waktu berdasarkan strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan hasil nyata yang digunakan untuk mengembangkan material pembelajaran, menilai material yang ada, merevisi material, dan merancang kegiatan pembelajaran. Dengan mengurutkan tujuan ke dalam pembelajaran dapat membuat pembelajaran dapat lebih bermakna bagi si belajar. Dick and Carey menyebutkan 5 komponen umum dari strategi pembelajaran yaitu kegiatan pra pembelajaran, penyajian informasi, patisipasi siswa (latihan), tes formatif, tindak lanjut.
1.Kegiatan Pra pembelajaran
Dick dan carey (1985) menyebutnya pre instructional activities dan modul universitas terbuka menggunakan istilah pengantar atau kadang-kadang disebut pendahuluan.kegiatan awal tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa agar secara mental mental siap mempelajari pengetahuan, keterampilan dan sikap baru.seorang pengajar yang baik tidak akan mendadak memberikan topik. Pengajar harus bisa membawa suasana dengan pendahuluan. fungsi subkomponen pendahuluan ini akan tercermin dalam ketiga langkah di bawah ini :
a. Penjelasan singkat tentang isi pelajaran
b. Penjelasan relevansi isi pelajaran baru
c. Penjelasan tentang tujuan pembelajaran
Dengan selesainya ketiga pendahuluan tersebut, siswa telah mempunyai gambaran global tentang isi pelajaran yang akan dipelajari. Kaitannya dengan pengalaman sehari hari, bermotivasi tinggi untuk mempelajarinya, dan mungkin dapat mengorganisasikan kegiatan belajarnya sebaik-baiknya. Waktu yang dibutuhkan untuk ketiga kegiatan dalam komponen pendahuluan tersebut tidak banyak mungkin hanya 3-5 menit dari 45-90 menit waktu pelajaran tersebut.tetapi artinya cukup besar untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar siswa.
  1. Penyajian Informasi
Setelah selesai kegiatan pendahuluan, pengajar mulai memasuki kegiatan penyajian. Penyajian adalah subkomponen yang sering ditafsirkan secara awam sebagai pengajaran karena memang merupakan inti kegiatan pengajaran.di dalamnya terkandung 3 pengertian pokok sebagai berikut, : uraian, contoh, latihan
  1. 3.      latihan (partisipasi siswa)
Anak didik harus diberi kesempatan berlatih (terlibat) dalam setiap langkah pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, apakah itu dalam bentuk Tanya jawab, atau mengerjakan soal-soal latihan untuk mencapai tujuan pembelajran. Semakin terlibat si belajar pada setiap kegiatan pembelajaran, diharapkan semakin baik perolehan belajar anak didik tersebut. Demikian juga halnya dengan keterlibatan pembelajaran dalam hal pemberian umpan balik tugas-tugas anak didik akan mempengaruhi terhadap perolehan belajar anak didik.
  1. 4.      Tes formatif
Tes formatif adalah satu set pertanyaan untuk dijawab atau seperangkat tugas untuk dilakukan untuk mengukur kemampuan belajar siswa setelah menyelesaikan suatu tahap pelajaran.tes dapat dilakukan secara tertulis atau lisan. Disampimg untuk mengukur kemampuan siswa, tes merupakan bagian dari kegiatan belajar siswa yang secara aktif membuat respon. Belajar dengan aktif tersebut akan lebih efektif bagi siswa untuk menguasai apa yang dipelajarinya. Hasil tes formatif harus diberitahukan kepada siswa dan diikuti dengan penjelasan tentang hasil kemajuan siswa. Kegiatan memberitahukan hasil tes tersebut dinamakan umpan balik. Hal ini penting artinya bagi siswa agar proses belajar menjadi efektif, efisien, dan menyenangkan. Umpan balik merupakan salah satu kegiatan instruksional yang sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa
5. Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah kegiatan yang dilakukan siswa setelah melakukan tes formatif dan mendapatkan umpan balik. Siswa yang telah mencapai hasil baik dalam tes formatif dapat meneruskan ke bagian pelajaran selanjutnya atau mempelajari bahan tambahan untuk memperdalam pengetauan yang telah dipelajarinya. Siswa yang mendapatkan hasil kurang dalam tes formatif harus mengulang isi pelajaran tersebut dengan menggunakan bahan instruksional yang sama atau berbeda. Petunjuk dari pengajar tentang apa yang harus dilakukan siswa merupakan salah satu bentuk pemberian tanda dan bantuan kepada siswa untuk memperlancar kegiatan belajar selanjutnya.
PENUTUP

  • Kesimpulan
Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001). Begitu banyak tahapan pembelajaran yang harus guru pelajari guna mendukung kegiatan pembelajarannya. Namun pada umumnya, secara sederhana tahapan pembelajaran terdiri dari tahap pra pembelajaran, penyajian pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran. Dengan mengetahui berbagai proses pembelajaran diharapkan seorang guru dapat menerapkan semua proses tersebut didalam kegiatan pembelajarannya, hal ini dimaksudkan agar pembelajaran lebih sesuai dengan tujuan yang diharapkan, lebih optimal, lebih terstruktur, lebih menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menarik, efektif, dan efesien.
DAFTAR PUSTAKA

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Uno, Hamzah. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Bumi aksara
PROSEDUR PEMBELAJARAN oleh Dr. Toto Ruhimat, M.Pd, Bandung : UPI
www.teknologipendidikan.net/…/14-KODE-03-B5-Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya.pdf
Sulanam. Strategi dan Metode Pembelajaran. http://sulanam.sunan-ampel.ac.id/?p=78. Diunduh tanggal 28 April 2011.
Dharma, Surya. Tahapan Instruksional. http://www.scribd.com/doc/53429931/11/Tahapan-Instruksional. Diunduh tanggal 28 April 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar