A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional di bidang pengembangan
sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan
merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk
mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Sumberdaya yang berkualitas
akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam
rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan
tantangan-tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa
depan.
Untuk mewujudkan maksud di atas bukan hal yang mudah dan
sederhana. Membutuhkan waktu yang lama dan memerlukan dukungan seluruh
komponen bangsa dan usaha yang direncanakan secara matang,
berkelanjutan, serta berlangsung seumur hidup.
Upaya untuk
meningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti.
Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui
Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan
sumber daya tenaga pendidikan, pengembangan/penulisan materi ajar,
serta pengembangan paradigma baru dengan metodologi pengajaran.
Mengajar
bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi
otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar
memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan
pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng.
Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan
belajar aktif.
Apa yang menjadikan belajar aktif? Agar belajar
menjadi aktif siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus
menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan
apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan,
bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat
duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan
thinking aloud) . Belajar aktif diperlukan sarana dan media
pembelajaran.
Otak dapat menyerap ilmu-ilmu pengetahuan tersebut
ketika ada media yang digunakan dalam penyampaiannya. Otak akan lebih
mampu menerima apa yang disampaikan lewat audio visual ataupun audio
saja. Mengapa demikian? Karena sesuatu yang bersuara dan bergerak
adalah hal yang tidak monoton, begitu pula dengan sesuatu yang bersifat
suara. Di dalam suara terdapat nada-nada yang kemudian menjadi intonasi
yang dapat didengarkan. Tapi tidak ada yang sempur-na di dunia ini
kecuali Yang Maha Kuasa. Sepintar apapun manusia membuat media untuk
proses pembelajaran, tidak akan dapat menandingi media-media yang telah
Allah ciptakan. Penulis adalah salah satu manusia yang tidak sempurna.
Oleh
karena itu, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berfikir siswa dalam
proses pembelajaran, penulis mencoba mengemukakan isi hatinya untuk
membuat paparan mengenai upaya meningkatkan minat belajar untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa di SMA N 1 Girimarto.
B. Permasalahan
1. Bagaimanakah untuk meningkatkan minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Girimarto?
2. Apakah minat belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Girimarto?
C. Pemecahan Masalah
1. Belajar
Belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan. (Hamalik Pemar : 2001) Menurut pengertian ini
belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan.
Yang menjadi hasil dari belajar bukan
penguasan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena
belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan
pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan
siswa.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan
jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian
tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami
siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarga.5 Belajar atau learning, adalah perubahan yang secara relative
berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman
pengalaman. Belajar merupakan salahsatu bentuk perilaku yang amat
penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar mem-bantu manusia
menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan.6
Menurut Gagne
(1984), belajar didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya akibat suatu pengalaman.7 Menurut James O.Wittaker,
“learning may be defined as the process by which behavior organites or
is altered through training or experience”. Belajar dapat
didefini-sikan sebagai proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman.8
Menurut Howard L.
Kingsley, “learning is the process by which behavior (in the broader
sense) I s organited or changed through practice or training”. Belajar
adalah proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui
praktek atau latihan.
2. Pedoman Cara Belajar
Untuk
memperoleh prestasi/hasil belajar yang baik harus dilakukan dengan baik
dan pedoman cara yang tapat. Setiap orang mempunyai cara atau pedoman
sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang satu cocok digunakan
oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk anak/siswa yang
lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu dalam hal
kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran.
Oleh
karena itu tidaklah ada suatu petunjuk yang pasti yang harus dikerjakan
oleh seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Tetapi faktor yang
paling menentukan keberhasilan belajar adalah para siswa itu sendiri.
Untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya harus mempunyai
kebiasaan belajar yang baik.
5 Muhibbin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan. hal.89
6 Zikri Neni Iska. Psikologi. hal.76
7 http://whandi.net/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat &id=41, 25 Januari 2009
8 Drs. Wasty Soemanto, M.Pd. Psikologi Pendidikan, hal.104
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1). Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut faktor individu.
Yang
termasuk ke dalam faktor individu antara lain faktor kematangan atau
pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
2) Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial
Sedangkan
yang faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga,
guru, dan cara dalam mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang ada
atau tersedia dan motivasi sosial.
Berdasarkan faktor yang
mempengaruhi kegiatan belajar di atas menunjukkan bahwa belajar itu
merupaka proses yang cukup kompleks. Artinya pelaksanaan dan hasilnya
sangat ditentukan oleh faktor-faktor di atas. Bagi siswa yang berada
dalam faktor yang mendukung kegiatan belajar akan dapat dilalui dengan
lancar dn pada gilirannya akan memperoleh prestasi atau hasil belajar
yang baik.
Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi
belajar yang tidak menguntungkan, dalam arti tidak ditunjang atau
didukung oleh faktor-faktor diatas, maka kegiatan atau proses
belajarnya akan terhambat atau menemui kesulitan.
4. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Minat
berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai
dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat
terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa
yang kurang berminat.
Menurut Hilgard (1977 :19) memberi rumusan
pengertian tentang minat sebagai berikut: “Interest is persisting
tendency to pay attention to and enjoy some activity or content” yang
berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan
diperoleh suatu kepuasan.
Menurut Slameto (2003 : 57) minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan
terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan.
Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat
adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu
objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 :109).
Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang
terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan
lingkungan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif
tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang
diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan
perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami. Sehingga siswa dapat
melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah
suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh
pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun afektif. Untuk
meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan
secara berkelompok.
Sedangkan yang penulis maksudkan dengan
minat belajar di sini adalah suatu kemampuan umum yang dimiliki siswa
untuk mencapai hasil belajar yang optimal yang dapat ditunjukkan dengan
kegiatan belajar.
b. Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar
Menurut Slameto (2003 :58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
3)
Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati.
Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
a. Membangkitkan Minat Belajar Siswa di Sekolah
Minat
sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan
belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas
belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan
pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga
dapat mingkatkan prestasi belajar.
Minat terhadap sesuatu hal
tidak merupakan yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut,
asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang
mempelajarinya. Membangkitkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya
adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang
diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu.
Menurut
Slameto (2003 :180) proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana
penetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani
tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa
menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang
dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman
belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat
untuk mempelajarinya.
Minat pada dasarnya merupakan penerimaan
akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri,
semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Jika
terdapat siswa yang kurang berminat dalam belajar dapat diusahakan agar
mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang
menarik dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan dengan
cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Minat dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa
lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula
dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang
memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Minat tidak dibawa
sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap pelajaran
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi minat-minat baru.
Menurut ilmuwan pendidikan cara yang paling efektif untuk membangkitkan
minat belajar pada siswa adalah dengan menggunakan minat-minat siswa
yang telah ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini
dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai
hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan
pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaan bagi siswa dimasa yang akan
datang. Minat dapat dibangkitkan dengan cara menghubungkan materi
pelajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui
kebanyakan siswa.
Indikator-indikator minat belajar siswa
terdiri dari: adanya perhatian, adanya ketertarikan, dan rasa senang.
Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi tiga bagian yaitu:
perhatian terhadap bahan pelajaran, memahami materi pelajaran dan
menyelesaikan soal-soal pelajaran. Ketertarikan dibedakan menjadi
ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan untuk menyelesaikan soal-soal
pelajaran. Rasa senang meliputi rasa senang mengetahui bahan belajar,
memehami bahan belajar, dan kemampuan menyelesaikan soal-soal.
5. Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum
dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan
dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang
telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang
telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu
pekerjaan/aktivitas tertentu.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah,
hasil belajar atau prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, atau diciptakansecara individu atau kelompok.
Dari ungkapan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak akan ada
hasil apabila tidak ada kegiatan
Jadi prestasi adalah hasil yang
telah dicapai oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar
hasilnya dapat dicapai. Setiap individu belajar menginginkan hasil yang
yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar
dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang
pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan.
Kemampuan di sini berarti yang dimampui individu dalam mengerjakan
sesuatu.
Setiap individu yang belajar tentu dengan usaha atau kerja keras
agar
mendapatkan hasil yang memuaskan. Keberhasilan seorang mencapai
kriteria ketuntasan minimal. Berikut ini akan dipaparkan tentang
pengertian alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu
pembelajaran, indicator hasil belajar, dan batas minimal hasil belajar.
a. Alat Evaluasi Prestasi Belajar
Langkah
pertama yang perlu ditempuh oleh guru atau calon pendidik dalam menilai
prestasi belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi prestasi
belajar ada dua macam, yaitu bentuk objektif dan bentuk subjektif.
Bentuk objektif dapat berupa tes benar-salah, bentuk pilihan
ganda,bentuk tes mencocokan, dan tes isian. Sedangkan bentuk subjektif
dapat berupa tes esai.
b. Indikator Prestasi Belajar
Indikator
prestasi belajar adalah sebuah acuan pencapaian keberhasilan suatu
pembelajaran. Indikator pencapaian haruslah mencakup aspek kognitif.
c. Batas Minimum Hasil Belajar
Setelah
mengetahui indicator yang hendak dicapai, maka guru perlu menentukan
batas minimum keberhasilan dari indicator tersebut. Batas minimum itu
digunakan untuk mempertimbangkan batas terendah hasil belajar siswa.
D. Penutup
Guru
dalam mengajar seyogyanya menggunakan metode belajar yang bervariasa
sehingga menimbulkan rasa ketertarikan pada diri siswa. Dengan adanya
rasa ketertarikan ini anak akan berminat untuk mengikuti pembelajaran.
Anak tidak merasa jenuh, sehingga ada semangat untuk belajar. Dan
diharapkan ke depannya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Asrori Mohammad, 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
Soemanto, Wasty. 1983. Psikologi Pendidikan. Malang: PT. Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin, M.Ed. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar